BANGKO-BULENONNEWS.COM. Kondisi keuangan yang masih berlangsung efesiensi, anggota DPRD Provinsi, Izhar Majid tolak rumah sakit baru di Merangin. Sebaliknya, pemerintahan Merangin Baru seharusnya membina yang sudah ada.
Hal ini disampaikan Izhar Majid saat bertemu wartawan, Kamis (14/8/2025) siang. Bilang anggota dewan 2 periode itu, program itu bertolak belakang dengan kondisi keuangan.
“Untuk pembangunan baru, hari ini seperti yang kita ketahui, kondisi keuangan daerah, keuangan pusat kan tidak baik-baik saja. Artinya kita mengacu kepada kemampuan daerah,” kata Montok, panggilan akrab Izhar Majid.
Dimana kebutuhan pembangunan ini akan menyedot anggaran besar. Sementara kondisi keuangan, terus berlangsung efesiensi.
“Sudah luar biasa (Efesiensi,red). Provinsi juga sudah efesiensi,” kata politisi NasDem itu.
Efesiensi di Provinsi Jambi sendiri, terjadi pemangkasan anggaran hingga Rp 1 triliun pada 2026. Tahun depan, APBD Provinsi Jambi dari Rp 4,6 Triliun, turun menjadi Rp 3,6 Triliun.
Sementara di Merangin tahun ini saja terpangkas Rp 79 Milyar, pemerintahan Merangin Baru harus memangkas tunjangan profesi, dokter. Dimana kini, tunjangan ini berkisar Rp 5-10 juta/bulan, hampir setengah dari kabupaten lain.
“Kalau untuk membangun, lebih baik kita membina yang ada dan mempertahankan dokter-dokter yang ada,” kata Izhar Majid.
Kekhawatiran ini jelas saja berdampak pada pelayanan dokter tersebut. Rendahnya tunjangan ini, dikhawatirkan para dokter hengkang dan memilih kabupaten yang baru.
Sekalipun rencana pembangunan rumah sakit baru itu berpotensi di wilayahnya berasal, yakni Pamenang, Montok tetap memilih mempertahankan membina rumah sakit yang ada.
“Kembali ke kemampuan daerah, dan kalau memang urgent ya sah-sah saja. Cuma harapan kami kepada pemerintah, jangan nanti spesialis yang ada ini nanti berhamburan keluar dari Merangin,” tegasnya. (*).