BANGKO-BULENONNEWS.COM. Partai Golongan Karya (Golkar) adalah sebuah partai besar yang sudah malang melintang di kancah perpolitikan, baik itu pesta Demokrasi pemilihan umum Presiden maupun pemilihan umum Kepala Daerah dan Pemilihan umum Legislatif.
Pada Pemilihan umum kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Merangin tahun 2024 ini, Partai Pohon Beringin rindang ini masih menjadi perbincangan publik, sampai saat ini masih menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat Kabupaten Merangin, kemana akan berlabuh?
Bagaimana tidak hal ini menjadi gonjang-ganjing, sementara partai partai lainnya sudah berkoalisi untuk mengusung salah satu Balon Kepala daerah yang akan berkompetisi pada Pemilukada 2024.
Akankah partai Golkar menjadi penonton? tentu tidak, saat ini ada Dua Balon Bupati 2024-2029 yang mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) partai Golkar, yakni Nalim dan M Syukur.
Akankah Golkar Berlabuh ke Pasangan Nalim Nasution?, Ketua DPD II Partai Golkar Herman Efendi menjelaskan, Pasca batalnya Nalim di usung oleh Partai Nasdem, Nalim telah dinobatkan sebagai kader Partai Golkar.
” Proses untuk mendapatkan KTA Golkar, Nalim tentu sudah melalui tahapan, mulai dari DPD II, DPD I Provinsi Jambi dan Dewan Pimpinan Pusat partai Golkar, demikian pula Proses Nalim untuk mendapatkan Rekomendasi Partai Golkar, diusulkan oleh DPD II, di plenokan di DPD I Provinsi Jambi dan diteruskan ke DPP, sehingga berkas Nalim sudah di meja Sekertaris Jendral Golkar, dan saat ini kami masih menunggu keputusan DPP, “jelasnya.
Foto KTA Golkar Nalim.
Lalu bagaimana dengan Muhammad Syukur yang lebih dulu mengantongi KTA Partai Golkar, dengan bukti memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Nomor NPAPG 150204 150781 0002?
” Kami sama sekali tidak tahu, KTA M Syukur dapatnya dari mana, anehnya lagi, jika M Syukur memang kader Golkar kenapa M Syukur tidak mau dicalonkan dari partai Golkar, malah Dia menyodorkan Kafied Muin yang nota bene Ketua Partai PDIP Merangin, kan aneh,” ujar, Fendi yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Merangin.
Foto KTA Golkar M Syukur.
Fendi meyakinkan, bahwa partai Golkar sangat propesional dalam menentukan sikap dalam menentukan pilihan, arti kata secara hirarki Golkar menjunjung tinggi usulan dan hasil Pleno dari setiap tingkatkan.
” Ya memang demikian, tidak sama dengan partai lain, main tebang akar pucuk layu saja lalu dapat rekom, Golkar tidak begitu bung..!!,” tandasnya saat dikonfirmasi via phonsel.
Terkait adanya isu borong partai oleh salah satu kandidat yang akan melawan kotak Kosong, Ketua DPD II Partai Golkar ini mengharamkan itu terjadi.
” Saya haramkan itu terjadi, dimana letak demokrasi kita coba, tunggu sa’atnya, kita ini selalu menghormati masyarakat yang ingin menyalurkan hak nya untuk berdemokrasi, biar buta biar pincang mesti ada lawan tanding gess..!! katanya dengan nada agak sentimentil. (Red).