BANGKO-BULENONNEWS.COM. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangko kembali menggelar aksi unjuk rasa pada menyoroti kebijakan Pemerintah Kabupaten Merangin yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat. Selasa (10/7/2024).
Dalam aksi tersebut, HMI menyampaikan empat tuntutan utama diantaranya adalah :
1. Membatalkan rencana pembelian mobil dinas (Mobnas) di tengah kondisi anggaran yang disebut-sebut sedang efisien.
2. Menuntut pemberantasan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
3. Menertibkan tempat-tempat hiburan malam dan penyakit masyarakat (pekat).
4. Memberikan solusi konkret serta keringanan bagi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Pantauan di lapangan, massa aksi awalnya berkumpul di Simpang Empat lampu merah Bangko untuk melakukan orasi, sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Merangin.
Setelah itu aksi berlanjut ke gedung DPRD dengan berjalan kaki menyusuri jalan dua lajur arah DPRD Kabupaten Merangin.
Di DPRD orasi pun berlanjut, namun tak satupun anggota Dewan yang menyambut orasi, sehingga terjadi aksi saling dorong dengan Satpol PP, dalam aksi dorong-dorongan itu, Peserta aksi sempat terpental dan terinjak.
Tak lama aksi semakin memanas Waka II Muncul menghadapi para demontrasi, lagi-lagi para Demontrasi menelan kekecewaan, tidak mendapatkan jawaban yang kongkrit oleh Waka II Ahmad Fahmi.
Dari sana, massa melanjutkan perjalanan ke Kantor Bupati Merangin untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Bupati M. Syukur.
Di gedung DPRD mereka gagal bertemu bupati Muhammad Syukur dengan alasan berdinas di Jakarta.
“Sudah dua kali kami datang ke sini, tapi Bapak Bupati selalu tidak ada,” ujar salah seorang orator.
Merasa kecewa karena tidak kunjung mendapat respons langsung dari orang nomor satu di Merangin, massa aksi pun menggelar pembacaan Surah Al-Fatihah di halaman kantor bupati.
Aksi itu, menurut mereka, merupakan bentuk doa agar sang bupati diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas.
Setelah itu, Wakil Bupati Merangin, Abdul Khafid, dikabarkan bersedia menerima perwakilan mahasiswa untuk melakukan hearing.
Menjelang bertemu Wakil Bupati yang rencana mau hearing, sempat terjadi ketegangan karena lama menunggu, sehingga peserta Demontrasi sempat mengecam Bupati dengan Kata-kata, ” Sudah berulangkali kali kita mau audiensi dengan Bupati namun Bupati tidak hadir, kalau memang tidak sanggup jadi pemimpin, silahkan mengundurkan diri,” ujarnya. (Tim).