BANGKO-BULENONNEWS.COM. Hak pengguna jalan raya, diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, di mana hak umum setiap pengguna jalan adalah mendapatkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas (Pasal 63). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan juga mengatur tentang jalan secara umum.
Demikian juga hal nya tiap-tiap Kabupaten/kota yang akan memasang pembatas atau portal jalan, harus memiliki maksud dan tujuan tertentu dengan persetujuan Pemerintah Kabupaten/kota setempat, karena pemasangan portal jalan raya harus mendapat persetujuan dari pemerintah daerah setempat, biasanya melalui Dinas Perhubungan.
Pemasangan portal tanpa izin dianggap ilegal dan dapat dikenai sanksi pidana atau denda, karena jalan umum merupakan fasilitas publik yang harus dapat diakses.
Perihal pemasangan Portal jalan raya di RT 18 Sungai Murak Lingkungan Talang Kawo Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin, tanpa adanya persetujuan dari Pemkab (Dinas Perhubungan) Kabupaten Merangin.
Terkait pemasangan portal itu, tanpa adanya alasan yang jelas, sehingga membuat Petani Perkebunan seberang Sungai Murak merasa hak nya sebagai pengguna jalan telah di rampas dan terganggu.
” Kita sebagai warga juga punya hak melewati jalan tersebut, kami juga bayar pajak ke daerah kenapa jalan umum itu di portal, dan mobil truk pengangkut TBS tidak boleh masuk, ” keluh pemilik kebun sawit seberang Sungai Murak yang minta namanya tidak di publis.
Lucunya, kendaraan berkapasitas sama tapi bukan truk sawit di perbolehkan melawati jalan itu. Lantas keadilannya dimana?
” Anehnya asal jagan mobil truk sawit lewat jalan itu, truk pengangkut material lainnya boleh lewat portal tersebut, termasuk terado pengangkut alat berat dipersilahkan lewat jalan itu,” ungkapnya Selasa (21/10).
Ketua RT 18 Sungai Murak Aswandi di dampingi ketua RT 27, saat dikonfirmasi di kediamannya, menjelaskan pemasangan portal itu, atas dasar kesepakatan dan keputusan warga dua RT Sungai Murak.
” Seminggu lalu kami gotongroyong memperbaiki jalan yang rusak, jadi kami sepakat memasang portal agar mobil truk sawit tidak masuk lagi mengangkut sawit, kalau mobil kecil boleh,” jelasnya.
Saat tanya keputusan rapat dituangkan dalam bentuk apa, dan kesepakatan rapat pemasangan portal seperti apa?, ketua RT 18 tidak dapat menunjukkan berita acara rapat, yang ada hanya daftar hadir.
” Berita acara lagi diketik, kami rapat dihadiri kepala Lingkungan dan Ketua RW,” kilahnya.
Atas pemasangan portal tersebut, petani pemilik kebun seberang Sungai Murak, meminta solusi terbaik, agar tidak ada miskomunikasi dan jalan itu bisa di lalui bersama.
” Kami berharap ada solusi lah, kalaupun ada pertemuan untuk perbaikan jalan, kami juga siap, tapi tolong bicarakan baik-baik dulu. Jika tidak ada solusi, jangan salahkan kami jika hal ini di sampaikan ke yang berwajib, dan pihak pemkab untuk membuka portal ini,” tegasnya. (Ote).








