TANJAB BARAT-BULENONnews.com. Memperingati 10 Muharram masyarakat Tanjab Barat selalu melakukan pembuatan bubur Asyura yang merupakan tradisi secara turun temurun.
Pembuatan bubur Asyura merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh Masyarakat Tanjab Barat yang didominasi oleh para perempuan secara bergotong-royong membuat bubur ini.
Seperti yang di lakukan anak anak santri di Ponpes Al Baqiatus Shalihat di Kuala Tungkal yang berlokasi di jalan Prof Dr Sri Soedewi. MS SH, Kelurahan Sungai Nibung, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Terlihat dilokasi, Kekompakan puluhan anak anak santri perempuan ini secara bergotong royong dalam pembuatan bubur Asyura.
Membuat bubur Asyura ini anak anak santri ini dibagi dalam beberapa kelompok ada yang memotong rempah rempahan seperti berbagai jenis sayuran, ada juga yang mencincang ayam. Sebagai bahan untuk pencampur bubur.
Bermacam ragam bahan jenis sayuran dalam pembuatan bubur Asyura, kira-kira ada yang sebagian sampai 40 macam bahan dicampur dalam satu adonan dan jadilah bubur Asyura.
Ini di ungkapkan pengasuh Pondok Pesantren Al Baqiatus Shalihat, H.Abdul Hakim bahwa Setiap tanggal 10 Muharram atau yang disebut dengan hari Asyura dan peringatan membuat bubur Asyura ini di ambil dari tradisi Kalimantan.
Ia juga mengatakan, tradisi itu berkembang sampai sekarang, tujuannya supaya orang yang makan bubur Asyura ini mendapatkan keberkahan dan keluasan rezeki dari Allah SWT.
“Di setiap 10 Muharram siapa yang membuat dan memakan bubur Asyura, “Insya Allah” akan mendapatkan kemudahan rezeki oleh Allah SWT,” kata H.Abdul Hakim.
Katanya lagi, Karena campuran dalam pembuatan bubur itu banyak, otomatis belanjaan lebih dari hari hari biasanya.
“Di setiap10 Muharram di anjurkan berbelanja lebih dari hari hari biasanya,”pungkasnya.
Penulis/Editor: Amir/Ote.